Selasa, 17 Mei 2011

hari yang baik

pernah ga sih dalam hidup kalian ngerasa satu hari yang bener-bener hari baik?
kalo pernah, saya juga akan berkata hal yang sama. saya juga pernah dan itu berlaku untuk hari ini.
mungkin ga cuma baik, tapi beruntung, ga cuma beruntung, tapi juga mengharukan, ga cuma mengharukan tapi juga deg-degan. intinya menyenangkan lah.

berawal dari keinginan potong rambut entah dari jaman kapan, akhirnya saya pun membulatkan tekad itu, dan tadi siang bersama binar pergilah kami ke salon sejuta perempuan di sleman yang terkenal dengan harga yang murah dan pelayanan yang memuaskan. setelah potong tentunya kita ga pergi gitu aja, bayar dulu kali ya, dan entah ada angin apa biaya potong adalah gratis. ibarat kata kami hanya bayar untuk cuci-blow aja yaitu 5ribu per orang. cantik! seketika mbak endah berubah menjadi dewi kecantikan bukan dewi-dewi apalagi mahadewi kala itu.

sudah keren sudah kece sudah pede dengan rambut baru akhirnya kami memutuskan untuk cuci mata ke pusat hedonisme dan kapitalisme se-jogja: Amplas. oke ga kok ga ngapa-ngapain, cuma liat-liat aja di Carrefour. ya paling kalo ada yang menarik dan butuh ya dibeli. maklum anak kosan. ingin rasa hati ini bisa semena-mena ambil barang sana-sini masukin ke keranjang. tapi balik lagi ke realita, kita anak kosan. oke.
ilmu yang didapet dari liat-liat tadi adalah saya jadi tau kalo harga home theatre LG itu sampe 28jutaan, harga gelas jus itu satu set 199ribu, harga sutil itu ada yang 20ribu ada yang 39ribu. blender 350ribu, coffe maker dan microwave itu 350ribu-satu juta. penting ga penting sih. tapi nyenengin aja jadi tau kalo berumah tangga itu ga murah cin.

terusannya akhirnya setelah capek muterin Carrefour tujuan akhir adalah kasir. karena kami adalah warga yang berbudi luhur dan kata pak guru mencuri itu dosa akhirnya semua barang yang dibeli harus dibayar. itung-itung satu orang habis 50ribu. lumayan.

hati puas pikiran lepas dompet menipis tapi hasrat buat hore-hore kok ya belum terpuaskan. kaki sudah melangkah keluar dari gedung megah nan mewah tersebut, seketika binar teringat akan seorang teman yang bekerja di toko kopi terkemuka di seluruh dunia yang terkenal dengan logo yang identik dengan warna hijau serta ikan duyung bermahkota dengan dua bintangnya. oke abaikan dengan toko kopinya. akhirnya kami putar haluan dan tidak jadi pulang.

sebenarnya setengah hati antara masuk atau tidak, memang teman kami terlihat sedang bekerja tapi apa iya dia mau ngasih gratisan beneran seperti yang selama ini dijanjikan. kalo udah masuk ternyata gagal mendapatkan kopi setarbak secara cuma-cuma kan sayang ya. mana lagi-lagi (secara) masih anak kuliahan. padahal itu hazelnut latte udah agak berasa di lidah.

akhirnya dengan memasang muka tebal dan langkah pasti kita memasuki toko tersebut. dan taraaa! santiago memang teman yang baik dan tak pernah ingkar janji. hanya dengan sekedipan mata, segelas caramel latte dan segelas hazelnut latte secara instan ada di depan mata dan gratis! man! semoga si santi dilapangkan rejekinya dan dibukakan pintu dosa sebesar-besarnya dari yang maha kuasa. jasamu takkan pernah ku lupa.
menikmati sore hingga matahari terbenam sampai digantikan oleh bulan yang super cantik tak terasa obrolan sudah berkelana kemana-mana dan kopi sudah habis. akhirnya pulang lah kami.

sesampainya di kamar mata saya tertuju pada plastik oranye yang dari dulu ada di rak kecil dan sedikit pun saya tidak tertarik untuk menyentuhnya. saya pikir hanya lipatan plastik biasa. tapi entah kenapa hari ini plastik itu bercahaya tidak seperti biasanya. akhirnya saya mengambil dan melihat isinya.
lagi-lagi taraaa! saya terkejut karena isinya adalah buku resep tua milik mama. buku dengan cover warna kuning dengan jilid spiral berwarna merah, isinya fotokopian resep masakan dari femina. umurnya mungkin lebih tua dari saya karena tulisan masih dengan font jadul dan kertasnya sudah berwarna kuning kecoklatan. jelas saya terharu. kenapa baru hari ini saya mengambil plastik oranye itu.

dengan cepat saya langsung mengirimkan pesan singkat kepada mama, tapi beliau seperti biasanya, dengan nada cuek seolah lupa pernah memiliki buku itu. tapi saya hanya tersenyum, beliau memang memiliki sejuta cara untuk memberitahu anaknya agar mau belajar. salah satunya dengan kejutan seperti ini.
pesan akhir setelahnya adalah "pandai-pandai ya masaknya, jadi kalu ke lombok adek yang masak buat temen-temen" dan "latihan aja sering-sering, lama-lama jadi pinter."
tidak saya tidak menangis, saya tersenyum lebar malah. tapi hati saya menangis, memang sudah saatnya mama mengingatkan saya, mungkin memang sudah saatnya saya belajar.

terimakasih mama, engkau selalu punya cara unik, sekarang saya tau darimana sifat pemberi kejutan itu berasal. saya mau dikejutkan lagi dan lagi ma! mau lagi! :)

di penghujung hari ini, saya tidak henti-hentinya bersyukur untuk semua yang telah terjadi. dengan pengeluaran minimum namun bisa mendapatkan kesenangan maksimum.
sekali lagi, terimakasih untuk hari ini. kami menyebutnya berkah waisak.
semoga semua umat berbahagia. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar